Cara Budidaya Tanaman Porang Agar Hasil Panen Maksimal
Sunday, November 7, 2021
Add Comment
Budidaya tanaman porang mulai mendapatkan sorotan di tanah air. Ini tidak lepas dari prospeknya yang luar biasa.
Faktanya, porang ini memiliki tingkat permintaan yang tinggi di pasaran. Menariknya, hasil produksi umbi porang masih belum cukup memenuhi kebutuhan pasar.
Situasi ini menggambarkan jika budidaya porang bisa menjadi pilihan terbaik saat ini. Menekuninya dapat membuka kesempatan untuk meraih keuntungan.
Walaupun begitu, perlu pemahaman terkait budidaya ini. Tujuannya supaya budidaya ini tidak mengalami kegagalan.
Mengenal Tanaman Porang
Porang adalah sejenis tanaman umbi-umbian. Memiliki nama latin Amorphophallus Muelleri. Dan tanaman ini banyak dijumpai di tanah air. Khususnya di pulau Jawa.
Ciri tanaman ini ialah memiliki batang tegak namun lunak. Batangnya lebih halus. Biasanya, terdapat totol berwarna putih pada batangnya.
Ketika tumbuh normal, tanaman ini akan menghasilkan bintil/katak. Letaknya berada di ujung batang teratas.
Bintil ini akan lepas dari batang pada masa dormansi. Biasanya, ini terjadi pada bulan Juni dan seterusnya.
Katak porang ini biasanya ditanam pada awal September. Tepatnya ketika musim tanam tiba.
Yang perlu digarisbawahi, porang ini memiliki kemiripan dengan jenis tanaman lain. Pasalnya, ciri fisiknya hampir serupa. Contohnya adalah suweg atau walur.
Hanya saja, ada perbedaan yang mencolok. Letak perbedaannya ada pada tingkat kehalusan batang hingga ada tidaknya bintil pada batang.
Sejauh ini, porang menjadi salah satu komoditas ekspor. Tercatat jika porang menembus pasar ekspor ke Jepang dan China.
Porang ini diekspor untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di luar negeri. Contohnya Jepang. Porang kebanyakan dijadikan sebagai sumber pangan yang lebih menyehatkan.
Begitu pula, porang juga digunakan untuk bahan kosmetik, bahan lem yang ramah lingkungan dan lain sebagainya.
Beragamnya pemanfaatan porang membuat porang akan terus mendapatkan permintaan. Makanya, tidak salah jika budidaya tanam porang ini lebih menjanjikan dibandingkan dengan tanaman lainnya.
Perkembangbiakan Tanaman Porang
Pada bahasan perkembangbiakan porang, Kami membicarakan tentang dari mana bibit didapatkan. Berikut ini pilihan jenis bibit porang yang dapat petani manfaatkan.
1. Katak/Bintil
Katak atau bintil merupakan bagian inti dari porang. Kebanyakan, petani memilihnya sebagai bibit tanaman.
Bintil ini didapatkan dari tanaman. Bentuknya kecil, berada pada batang tanaman setelah usianya cukup tua.
Normalnya, bibit terbaik berasal dari bintil yang jatuh sendiri dari pohon porang. Ini biasanya terjadi ketika porang memasuki masa dormansi pada bulan ke 5-6 di tiap tahunnya.
2. Biji Porang
Perbanyakan porang bisa dilakukan melalui bijinya. Hanya saja, pembudidaya perlu waktu cukup lama untuk mendapatkannya.
Faktanya, porang baru menghasilkan biji ketika usianya mencapai 4 tahun. Tanaman ini mulai memunculkan bunga untuk pertama kali.
Lantas, pembentukan buah terjadi. Pada akhirnya, muncul biji yang bisa petani maksimalkan.
Menariknya, satu tanaman porang dapat menghasilkan sekitar 250 biji. Terhitung cukup banyak ketika petani memaksimalkannya sebagai benih.
3. Umbi Porang
Metode lain yang paling populer untuk dijadikan bibit ialah umbinya. Umbi ini dipotong menjadi beberapa bagian. Harapannya, setiap potongan umbi dapat menumbuhkan tunas.
Selain memotong umbi, ada kalanya umbi kecil yang menyertai umbi porang besar akan diambil untuk kebutuhan pembibitan. Bagi petani sendiri, umbi ini dibiarkan lantaran tumbuh lagi di lahan utama.
Kondisi inilah yang membuat petani jauh lebih untung. Karena hanya sekali penanaman, porang ini bisa terus panen setiap tahunnya.
Cara Budidaya Porang
Budidaya tanaman porang akan menghasilkan panen melimpah ketika dilakukan dengan tepat. Jika Anda tertarik menekuninya, lakukan kegiatan berikut ini.
1. Mengolah Lahan Tanam Porang
Kunci utama dalam membudidayakan porang terletak pada lahan tanamnya. Oleh karenanya, pengolahannya harus diperhatikan dengan seksama.
Porang menghendaki tanah dengan tingkat keasaman sekitar 6-7 Ph. Untuk memastikannya, lakukan pengukuran terhadap tanahnya.
Kemudian, usahakan agar tanah ini dalam kondisi gembur. Jika belum, gemburkan untuk mendukung pertumbuhan tunas.
Penggemburan ini pun berguna untuk menghindari pembesaran umbi. Karena kenyataannya, umbi bisa tumbuh besar lantaran tanahnya dapat diterobos.
Sembari itu, pastikan agar tanah ini tidak terlalu banyak air. Manfaatnya, umbi atau akar porang tidak mengalami kebusukan.
Untuk melakukannya, pembuatan bedengan dengan mencampurkan pupuk kandang atau pun kompos seharusnya dilakukan. Kemudian, upayakan untuk menciptakan drainase yang baik.
2. Menanam Porang
Ketika menanam porang, perhatikan jarak tanam serta waktunya. Ini sangatlah menentukan pada pertumbuhannya.
Bicara mengenai waktu, petani porang sebaiknya menghindari penanaman pada masa dormansi. Maksudnya, hindari menanam ketika porang sedang dalam masa istirahat dalam menumbuhkan tunas.
Masa dormansi porang berlangsung pada bulan ke 5-6 di tiap tahunnya. Biasanya, porang yang sudah tumbuh akan layu daunnya. Kemudian, kering seperti mati.
Namun, ini merupakan kondisi alamiah yang nantinya diganti dengan kemunculan tunas baru.
Waktu terbaik untuk menanam porang ada di bulan September. Lebih tepatnya, menjelang musim hujan. Dengan begitu, bibit yang ditabur lebih cepat tumbuh.
Sementara untuk jaraknya, usahakan untuk memberi jarak antar tanaman sekitar 60x60 cm atau 90x90 cm.
Jarak 60 cm ini ditujukan bagi petani yang ingin menghasilkan umbi kecil yang merata. Sedangkan bila ditujukan untuk hasil lebih besar, jaraknya diperbesar menjadi 90 cm antar tanaman.
Supaya penanaman ini berhasil, lakukan penyemaian bibit di polybag. Tepatnya satu bulan sebelum masa tanam.
Meskipun memakan waktu, tapi ini meningkatkan keberhasilan penanaman. Karena bibit dapat dirawat secara maksimal sebelum dipindahkan ke lahan tanam.
3. Merawat Tanaman Porang
Perawatan dalam budidaya tanaman porang sebenarnya lebih mudah. Bahkan, lebih sederhana dibandingkan jenis tanaman lain.
Ketika baru saja ditanam, usahakan untuk menyirami tanaman secara rutin. Bila memasuki hari ke 15-20, berikan pupuk susulan pertama dengan dosis lebih kecil.
Pemupukan lanjutan bisa dilakukan pada tiap 3 bulan sekali. Ketika masuk ke hitungan tahun, tambahkan pupuk kandang/kompos.
Sembari melakukan pemupukan, jauhkan gulma dan tanaman pengganggu. Begitu pula, singkirkan hama dan penyakit yang menyerang tanaman.
Selama perawatannya tepat, porang dapat dipanen dengan hasil menjanjikan. Normalnya, panen pertama dilakukan setelah 2 tahun berselang. Sementara panen kedua dan seterusnya berlangsung di tiap tahunnya.
4. Memanen Umbi Porang
Porang siap panen ketika umbinya sudah besar. Usianya pun sudah cukup. Tetapi, petani pun perlu mengetahui ciri lainnya.
Ciri porang siap panen ditandai dengan layunya batang dan daun tanaman. Bahkan, mulai berguguran hingga tidak menyisakan tanaman yang segar.
Dan penting diperhatikan bahwa pembudidaya sebaiknya tidak mengupayakan hal yang bisa menimbulkan kelayuan daun. Misalnya melukai batangnya agar segera layu.
Alasannya, ini bisa mempengaruhi pada kualitas umbinya. Makanya, biarkan saja hingga tanamannya layu dan gugur ketika sudah berumur.
Jika lahan tampak sudah tidak ada tanaman, Anda bisa membongkar guludan/bedengan. Ambil umbi dengan berat minimal setengah kilo gram.
Sementara yang masih kecil, tinggalkan. Karena, umbi kecil ini akan tumbuh lagi dan lebih cepat besar dan cepat panen.
Kesimpulannya, panen porang bisa maksimal ketika pembudidaya menerapkan teknik budidaya tanaman porang yang benar. Tekniknya meliputi seleksi bibit, pengolahan lahan, pengaturan jarak tanam, pengaturan waktu tanam hingga perawatan yang tepat guna.
0 Response to "Cara Budidaya Tanaman Porang Agar Hasil Panen Maksimal"
Post a Comment