Memahami Penyebab Cacar Buah Naga yang Menghantui Pembudidaya
Mengenali faktor penyebab cacar buah naga sangat diperlukan. Pembudidaya perlu mengetahuinya agar bisa menghindari masalah tersebut.
Sebagaimana diketahui
jika cacar pada buah naga ini cukup sering terjadi. Ketika tanaman sudah terserang
cacar, pertumbuhan tanaman akan terganggu.
Di samping itu,
kualitas dari buah yang dihasilkan pun menurun. Bahkan, menurunkan harga
jualnya di pasaran.
Penyebab Cacar Buah Naga
Cacar buah naga
disebabkan oleh cendawan. Namanya adalah Phomopsis sp. Cendawan ini ini akan
merusakn pada batang serta buahnya.
Ketika tanaman
buah naga terserang cendawan tersebut, maka muncul bercak-bercak yang berukuran
kecil pada batangnya.
Yang menyulitkan,
penyakit ini cukup bandel. Bisa bertahan hidup pada sisa-sisa tanaman meskipun
batangnya sudah terpotong.
Maksudnya, penyakit tersebut masih menempel pada batang tanaman yang telah dipotong dan dibuang ke tanah.
Cendawan ini bisa
muncul di berbagai musim. Tetapi, kemunculannya yang paling sering adalah
ketika memasuki musim hujan.
Curah hujan yang
tinggi dengan suhu yang lebih tinggi membuat cendawan tersebut semakin merusak.
Jika pembudidaya
tidak mengendalikannya secepatnya, risikonya bisa merusak pada kebun buah
naganya.
Tips Mengendalikan Penyakit
Cacar Buah Naga
Mengoptimalkan
pertumbuhan tanaman buah naga memerlukan perhatian khusus. Ini dimulai dari
pemilihan lokasi yang tepat. Contohnya menanam di tanah dengan tekstur lempung berpasir,
drainase baik, curah hujan optimal 1500 mm/tahun dan terdistribusi merata.
Kemudian, lakukan
optimalisasi pemupukan sesuai dengan kondisi tanah setempat. Upaya juga
dilakukan untuk meningkatkan ketahanan tanaman terhadap penyakit dengan
mengoptimalkan pemupukan dan menggunakan PGPR (plant growth promoting
rhizobacteria).
Ketersediaan
unsur Kalium dan Kalsium memainkan peran penting dalam meningkatkan ketahanan
tanaman.
Baca: Fungisida untuk Cacar Buah Naga Rahasia Petani Sukses
Proses perlakuan
PGPR dilakukan dengan mencelupkan stek bibit sebelum ditanam dan melalui
penyiraman.
PGPR dapat
diperoleh di Klinik Tanaman IPB. Penyakit pada tanaman ini memerlukan
kelembapan yang cukup lama, minimal 4 jam, untuk melakukan infeksi.
Oleh karena itu,
menjaga agar permukaan tanaman tidak lembab terlalu lama menjadi suatu hal yang
krusial. Penggunaan irigasi sprinkler sebaiknya dihindari pada malam hari.
Penggunaan mulsa
organik, seperti jerami atau alang-alang, di sekitar tanaman dapat membantu
mengurangi percikan air.
Rumput-rumput
yang tidak dibersihkan (clean weeding), yang hanya dirapikan, juga dapat
mengurangi percikan air dari tanah.
Monitoring
intensif, terutama saat musim hujan, sangat diperlukan. Jika ditemukan buah
yang terinfeksi, segera ambil dan bakar (jangan dibuang sembarangan karena
dapat menjadi sumber penyakit).
Setelah
pengambilan buah terinfeksi, baru dilakukan penggunaan fungisida baik yang
bersifat sintetik, botanis, maupun hayati/biofungisida.
Tindakan ini
penting karena tanpa pengambilan buah yang terinfeksi, aplikasi fungisida dapat
malah menularkan patogen.
Demikianlah informasi
mengenai penyebab cacar buah naga disertai tips untuk mengendalikannya.
0 Response to "Memahami Penyebab Cacar Buah Naga yang Menghantui Pembudidaya"
Post a Comment