// //]]> Klasifikasi dan Morfologi Kentang serta Persebarannya - Budidaya Tanaman Klasifikasi dan Morfologi Kentang serta Persebarannya - Budidaya Tanaman

Klasifikasi dan Morfologi Kentang serta Persebarannya

klasifikasi dan morfologi kentang
Sumber: Pixabay

Kentang merupakan tanaman semusim. Umbinya menjadi sumber pangan yang telah dimanfaatkan ribuan tahun silam. Namun, tahukah Anda mengenai klasifikasi dan morfologi kentang?

Bagi Anda yang sedang mencari klasifikasi kentang dan morfologinya, luangkan sejenak untuk membaca ulasannya berikut ini.

Klasifikasi Tanaman Kentang


Kentang sendiri merupakan tanaman yang pendek dan tidak berkayu. Tanaman ini menyukai iklim yang sejuk. Tak ayal jika tanaman ini sering ditemukan di dataran tinggi.

Lantas, seperti apa klasifikasi kentang tersebut.

- Kingdom : Plantae

- Divisi : Spermatophyta

- Subdivisi : Angiospermae

- Kelas : Dicotyledonae

- Ordo : Solanales

- Famili : Solanaceae

- Genus : Solanum Tuberosum Linn

- Spesies : SolanumTuberosum Linn

Morfologi Kentang


Sebagai salah satu tanaman pangan, kentang banyak dibudidayakan oleh masyarakat. Lalu, seperti apa morfologi dari tanaman kentang tersebut?

1. Batang


Ciri ciri kentang bisa dikenali melalui batangnya. Diketahui jika batangnya tidak berkayu. Tetapi, batangnya cukup keras.

Bentuknya bergantung pada varietasnya. Ada yang berbentuk segi empat. Ada pula yang berbentuk segi lima.

Diameternya sendiri lebih kecil. Tinggi/panjangnya bisa mencapai 50-120 cm. Batangnya tumbuh menjalar. Biasanya, warnanya hijau kemerahan hingga hijau keungu-unguan.

2. Daun


Daun tanaman kentang berbentuk bulat lonjong. Ujungnya meruncing dan terdiri dari anak daun primer serta sekunder.

Daunnya tersusun dalam tangkap daun yang menyirip ganjil. Daunnya disebut daun majemuk dan umumnya rimbun.

Tangkai daun memiliki ketika yang nantinya berkembang menjadi cabang sekunder. Normalnya, warna daunnya hijau keputih-putihan.

3. Akar


Akar tanaman kentang terdiri dari akar serabut dan tunggang. Untuk akar tunggangnya bisa menembus tanah dengan kedalaman 45 cm.

Sementara akar serabutnya menjalar di permukaan tanah. Bila menembus tanah, akarnya tidak menancap terlalu dalam.

Warna akarnya keputih-putihan. Ukurannya sangat kecil dan halus. Sebagian dari akar ini akan menghasilkan umbi yang disebut dengan stolon. Nantinya, umbi ini yang akan dimanfaatkan oleh seseorang.

4. Bunga


Sama seperti tanaman lain, kentang juga memiliki bunga. Bunganya hermafrodit. Artinya, memiliki dua kelamin.

Bunganya muncul pada ujung batang. Biasanya terbentuk hingga 7-15 kuntum. Warnanya bisa putih, merah hingga biru.

Ketika terjadi penyerbukan, bunga kentang akan menghasilkan buah dan biji. Buahnya berbentuk bulat dengan bergaris tengah sekitar 2,5 cm. Warnanya hijau tua dan keunguan.

Tiap buah akan memiliki biji sekitar 500 bakal biji. Bijinya berukuran kecil dan bergaris. Warnanya krem. Biasanya mengalami masa dormansi sekitar 6 bulan.

5. Umbi


Kentang akan menghasilkan umbi yang siap dijadikan sumber makanan bagi manusia. Umbi ini berasal dari cabang samping di antara akar.

Pembentukan umbi ditandai dengan terhentinya pertumbuhan dari stolon. Nantinya, kejadian ini diikuti dengan pembesaran stolon itu sendiri.

Sedari awal, fungsi dari umbi sebenarnya menjadi penyimpan bahan makanan. Di dalamnya terkandung sumber protein, karbohidrat, vitamin, mineral dan lain sebagainya.

Selain itu, umbinya juga mengandung zat solanin. Zat ini sebenarnya berbahaya lantaran beracun.

Zat beracun ini akan berkurang dan hilang ketika umbinya telah tua. Hanya saja, zat tersebut bisa saja tersimpan ketika umbi yang didapatkan keluar dari tanah dan terkena matahari.

Ciri khas dari umbi kentang yang masih menyimpan solanin ditandai dengan warna umbinya. Warnanya hijau meskipun sudah tua.

Menyadari hal ini, sebaiknya Anda lebih cermat dalam mengambil umbinya. Caranya dengan menyeleksi umbi yang bebas dari zat tersebut. Yakni umbi yang tidak keluar ke permukaan dengan warna hijau.

Persebaran Kentang


Kentang memiliki nama latin Solanum Tuberosum. Menurut sumber dari Wikipedia, kentang berasal dari lembah di dataran tinggi Chili, Peru hingga Meksiko.

Sejak ditemukannya, bangsa Spanyol memperkenalkan tanaman ini ke Eropa dari Peru pada tahun 1565. Setelah itu, kentang menyebar ke negara lainnya. Salah satunya masuk ke Indonesia.

Masih dari sumber yang sama, kentang masuk ke Indonesia pada tahun 1794. Wilayah yang melakukan penanaman kentang saat itu ada di Cimahi.

Pada tahun 1811, pulau Sumatera termasuk dalam Kawasan yang membudidayakan tanaman ini. Pada akhirnya, kentang mulai banyak ditemukan di nusantara.

Biasanya, tanaman ini ditemukan di area pegunungan. Ketinggian area sekitar 1000-2000 mdpl. Persis seperti lahan yang dikehendaki tanaman.

Secara umum, tanaman kentang sangat menyukai tanah humus. Begitu pula, tanah bekas dari letusan gunung Merapi yang memiliki struktur tanah remah.

Sejauh ini, tanaman kentang mulai dibudidayakan oleh masyarakat. Ada yang serius menanam di lahan perkebunan. Ada juga yang menanam kentang dalam pot dan lain sebagainya.

Tentunya, banyak varietas yang muncul. Hasil budidayanya dipasarkan secara bebas dan dipisahkan berdasarkan ukurannya.

Itulah kurang lebih informasi mengenai klasifikasi dan morfologi kentang yang umbinya sangat dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan pangan. Bahkan, sebagian negara mengutamakan kentang lantaran kaya akan kandungan nutrisi.

0 Response to "Klasifikasi dan Morfologi Kentang serta Persebarannya"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Bawah Artikel